SELAMAT datang bulan suci Ramadan 1444 hijriah. Selamat menjalankan ibadah puasa. Bulan suci yang selalu dinanti kedatangannya ini, dimulai pada Kamis (23/3) kemarin. Tepat sehari setelah hari raya Nyepi tahun baru Saka 1945. Harapan saya, para pembaca senantiasa diberikan kesehatan. Sehingga mendapat kemudahan untuk dapat menjalankan ibadah puasa. Berikut ibadah-ibadah sunah lainnya.
Sama seperti kebanyakan awal-awal puasa sebelumnya. Suasana datangnya bulan suci ini juga sangat kental terasa di Pacitan. Sore hari yang biasanya jalanan lengang, kali ini menjadi ramai. Kiri kanan jalan protokol, banyak sekali penjaja makanan. Mulai makanan ringan untuk takjil, macam-macam jenis minuman sampai makanan berat untuk berbuka puasa. Semoga semuanya laris. Berkah bulan suci.
Sementara itu, di awal pekan kemarin, sebelum dimulainya puasa, saya mendapatkan forum yang menurut saya keren. Tepatnya Senin (20/3). Tempatnya di Gedung Karya Dharma. Masih satu kompleks dengan pendapa Pemkab Pacitan. Nama acaranya: Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa. Yang punya gawe: Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Bekerjasama dengan Ikatan Alumni (Ikal) Lemhanas Jawa Timur dan MD Forhati Pacitan.
Mengapa saya katakan acara ini keren? Tema yang diangkat: Peran Lembaga Penyiaran dalam Penyiaran Pemilu. Pesertanya: teman-teman penyelenggara adhoc PPK, Panwascam dan sejumlah pegiat Pemilu. Plus, perwakilan dari asosiasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) se-Kabupaten Pacitan. Hampir seratus orang peserta yang hadir. Dari KPI, hadir komisioner KPI Pusat Nuning Rodiyah. Hadir pula sebagai pembicara kunci, anggota DPR RI H Ali Mufthi. Termasuk anggota KPI Daerah Jawa Timur Sundari.
Saya didapuk untuk menjadi salah satu narasumber dalam acara tersebut. Membersamai narasumber lainnya, yakni ketua KPI Daerah Jawa Timur Immanuel Yosua dan Anggota Bawaslu Pacitan Syamsul Arifin. Dipandu moderator kawakan dari Pacitan Vision: Yuana. Kebanggaan tersendiri bagi saya, bisa bersama dengan orang-orang hebat tersebut.
Diskusi pun berlangsung gayeng. Dimulai usai salat Dhuhur, berakhir hingga jelang Magrib. Acara ini momentum yang baik bagi teman-teman jajaran adhoc. Sebab, mereka mendapat wawasan baru, selain bergelut dengan regulasi mengenai tahapan Pemilu. Jarang-jarang ada kegiatan semacam ini. Saya sendiri, didaulat untuk menyampaikan materi mengenai urgensi lembaga penyiaran dalam sosialisasi Pemilu.
Rupanya, antusias peserta cukup tinggi. Terbukti, pada sesi tanya jawab, banyak peserta yang mengajukan pertanyaan. Meski, hanya dibatasi lima orang saja. Bagaimana jalannya acara? Anda dapat mengaksesnya melalui link https://www.youtube.com/watch?v=j7P_Lqu0kzQ.
Bagi saya, penyelenggara tidak hanya harus berkutat dengan persoalan regulasi tahapan. Tetapi juga mengetahui bagaimana peran media dalam menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Termasuk sebagai sarana menangkal berita hoaks, khususnya dalam perjalanan tahapan Pemilu 2024. Sehingga kerja teman-teman penyelenggara, bisa terakses kenyataannya kepada publik. Dan KPI, telah memfasilitasi ruang bagi penyelenggara untuk mengetahui seputar peran penting media penyiaran sebagai bagian dari suksesi Pemilu 2024.
Kegiatan ini kabarnya digelar secara berkala di berbagai wilayah di Indonesia. Dengan tema yang berbeda-beda. Kebetulan, di Pacitan mengangkat tema yang tidak jauh dari kepemiluan. Benar-benar kebanggaan tersendiri bagi saya bisa terlibat di dalamnya. Termasuk diberikan fasilitasi bagi teman-teman adhoc untuk bisa ikut ambil bagian di dalamnya.
Di sisi lain, sehari pasca acara tersebut, kegiatan lain KPU Pacitan adalah menyosialisasikan PKPU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota Dalam Pemilihan Umum Tahun 2024. Kali ini, yang diundang adalah para stakeholder, camat dan rekan-rekan media. Upaya ini terus digencarkan KPU Pacitan untuk memastikan bahwa Dapil untuk Pemilu 2024 mendatang, dapat dikenal luas oleh seluruh kalangan. (*)