Lintas7.net, NGAWI – Prosesi pelantikan anggota DPRD Ngawi yang dilaksanakan Sabtu, (24/8/2019) diwarnai pemandangan kontras terkait pemakaian jas fulldress. Dari 45 orang anggota dewan yang dilantik 34 di antaranya adalah pria dan sisanya perempuan.
Dari 34 anggota dewan pria, ada 2 orang yakni Heru Kusnindar dan Edi Supriyadi yang memakai jas dengan warna berbeda berwarna hitam pekat sedangkan lainnya memakai warna abu-abu.
Meski tidak ada aturan tertulis hanya bersifat kesepakatan, namun berbagai spekulasi mulai muncul. Entah mereka lupa memakai jas atau sebaliknya tidak mendapatkan jatah dari pihak kesekretariatan dewan.
“Semuanya sudah terbagi dan semuanya dapat jas (anggota dewan pria-red). Dari 45 orang dewan semuanya sudah terpenuhi,” terang Yunik Bendahara Sekretariat DPRD Ngawi.
Bahkan Yunik menyebut, setiap anggota dewan yang dilantik pakaianya senilai Rp 1,5 juta. Sehingga jika dihitung keseluruhan anggaran yang diserap untuk pengadaan pakaian Rp 67,5 juta.
Namun pernyataan Yunik tersebut langsung mendapat respon terbalik. Heru Kusnindar dan Edi Supriyadi terlihat memakai warna jas berbeda yakni hitam pekat. Bahkan Heru menyebut, kejadian yang menimpa dirinya sebagai bentuk tidak profesionalnya kesekretariatan dewan sendiri.
“Mereka kan melayani kebutuhan kita tapi tidak profesional. Seharusnya jangan demikian,” ucap Heru Kusnindar.
Hal senada dilontarkan Edi. Sebelumnya ia berusaha melakukan klarifikasi kepada kesekretariatan untuk mengetahui alasan dirinya tidak mendapatkan pakaian seperti lainya. Kata Edi, Yunik hanya menjawab sudah didistribusikan semuanya dan sudah habis.
“Ketika saya tanya kepada siapa pakaian itu didistribusikan, Bu Yunik bilang lupa itu saja,” pungkas Edi. (pr/ant)