Relasi Sosialisasi Pemilu ke Pasien Pondok Assyifa

- Jurnalis

Senin, 18 Maret 2019 - 13:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NGAWI. Sejak terbitnya Undang-undang Nomor 8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas dan konvensi PBB tentang hak-hak penyandang disabilitas. Kini, keberadaan penyandang disabilitas mental perlu sentuhan khusus untuk memahami Pemilu 2019.

Tentu teknisnya beda dalam memberikan materi sosialisasi/penyuluhan terhadap pesta demokrasi yang jatuh 17 April 2019 tersebut. Seperti yang dilakukan para relawan demokrasi (Relasi) besutan KPU Ngawi.

Relawan dari basis netizen ini terlihat menyasar ke Pondok Rehabilitasi Jiwa Assyifa beralamatkan di Dusun Berjing, Desa Cepoko, Kecamatan Ngrambe, Ngawi, Minggu, (17/03/2019).

Baca Juga :  Melalui Dana Desa, Teguhan Fokus Infrastruktur Jalan

“Beda jauh dengan teknis sosialisasi yang kita lakukan sebelumnya. Kalau sosialisasi ke saudara yang notabene penyandang disabilitas mental cenderung ke teknis pengenalan warna dari surat suara,” kata Kundari Prisusanti Korlap Relasi, Minggu, (17/03/2019).

Ulasnya, dari hasil sosialisasi yang dilakukan cukup mengena dengan ilmu yang diberikan tentang tata cara memilih di TPS. Terbukti dari 77 pasien Assyifa sangat kooperatf mengikuti jalannya sosialisasi sampai akhir. Uniknya, dari sekian pertanyaan yang disampaikan oleh pasien mental itu cukup menggelitik di luar tema kepemiluan.

Baca Juga :  Dengan Dana Desa, Teguhan Optimalkan Infrastruktur

Terpisah, Rina Santika pengasuh Pondok Rehabilitasi Jiwa Assyifa mengatakan, pihaknya sudah koordinasi dengan KPU Ngawi terkait hak pilih dari para pasien. Sekarang ini tandasnya, yang dipastikan bakal memilih dan bakal menerima form A5 ada 10 orang pasien. Mereka akan mendatangi TPS terdekat sekitar Assyifa.

“Kita sudah koordinasi dengan KPU Ngawi dan nantinya akan mengurus A5 bagi pasien yang ada. Tetapi yang dipastikan mencoblos memang tidak semuanya hanya 10 orang saja,” ungkap Rina. (eni*)

Berita Terkait

Bareng Perhutani dan Pemda, IJTI Mataraman Sedekah Oksigen di Sendang Ngiyom
Di Madiun, Penyekatan Pemudik Dilakukan Di Tiga Titik Berikut Ini
Urus Izin Tinggal Makin Mudah, Ada Aplikasi PECEL PINCUK JOSS, Inovasi Terbaru Kantor Imigrasi Madiun
Luncurkan Aplikasi PECEL PINCUK JOSS, Petugas Kantor Imigrasi Madiun Jemput Bola Layani WNA
Siasat 3Second Bertahan di Tengah Pandemi, Buka Family Store ke-31 di Kota Madiun
Tingkatkan Nilai Tambah Bidang Agroindustri, Kabupaten Madiun Siap Jadi Sentral Kopi dan Coklat
Uji Kesiapan Operasional, Lanud Iswahjudi Gelar Latihan Elang Gesit
Jamin Kebutuhan Pupuk Petani, Petrokimia Gresik Alokasikan 15 Ribu Ton Pupuk Non Subsidi dan Seragamkan Harga Jual

Berita Terkait

Rabu, 18 Desember 2024 - 18:42 WIB

Bareng Perhutani dan Pemda, IJTI Mataraman Sedekah Oksigen di Sendang Ngiyom

Selasa, 4 Mei 2021 - 14:04 WIB

Di Madiun, Penyekatan Pemudik Dilakukan Di Tiga Titik Berikut Ini

Sabtu, 1 Mei 2021 - 21:17 WIB

Urus Izin Tinggal Makin Mudah, Ada Aplikasi PECEL PINCUK JOSS, Inovasi Terbaru Kantor Imigrasi Madiun

Sabtu, 1 Mei 2021 - 20:59 WIB

Luncurkan Aplikasi PECEL PINCUK JOSS, Petugas Kantor Imigrasi Madiun Jemput Bola Layani WNA

Minggu, 28 Maret 2021 - 09:52 WIB

Siasat 3Second Bertahan di Tengah Pandemi, Buka Family Store ke-31 di Kota Madiun

Berita Terbaru