NGAWI – Bencana banjiryang melanda wilayah Ngawi, Jawa Timur selama empat hari ini menyisakan duka tersendiri bagi petani. Tercatat sesuai data dari Dinas Pertanian (Disperta) Ngawi ada 1.016 hektar lahan sawah terendam banjir yang tersebar di 26 desa dari 6 kecamatan. Akibatnya 3.746 petani siap-siap merugi lantaran tanaman padi yang siap panen terancam membusuk.
Rata-rata usia tanam memasuki 80-90 hari yang tersebar di tiga kecamatan baik Kwadungan, Geneng dan Ngawi Kota. Seperti halnya di Kwadungan dari 8 desa terpaksa mempercepat masa panen. Pemandangan seperti itu bisa dilihat di beberapa desa antara lain Purwosari, Dinden, Kendung, Simo, Tirak, Sumengko, Pojok dan Mojomanis.
“Iya terpaksa kita panen dengan resiko basah seperti ini daripada membusuk. Tetapi kita juga bingung setelah sampai rumah mau dijemur dimana sedangkan banjir masih terjadi,” ungkap Sutikno petani asal Desa Purwosari, Kecamatan Kwadungan, Ngawi, Jum’at, (09/03/2019).
Sedangkan di Kecamatan Geneng terparah di Desa Kasreman hampir 200 hektar lahan sawah terendam. Padahal wilayah ini belum memasuki masa panen dengan usia berkisar antara 70-80 hari. Dampaknya pun jelas, jika banjir tidak lekas surut potensi gagal panen didepan mata. Para petani pun dibuat pasrah.
“Memang ada padi yang sudah menguning terpaksa dipanen awal padahal belum waktunya dengan resiko harganya nanti anjlok daripada membusuk. Namun juga ada yang lebih parah dibiarkan begitu saja karena memang belum bisa dipanen,” ungkapnya. (en*/ant)