Menu

Mode Gelap
Jaga Kesehatan Lansia, Ini Yang Dilakukan Pemdes Bukur Asyik Nongkrong di Warung Saat Jam Sekolah, Belasan Pelajar di Madiun Terjaring Razia Satpol PP BST 2023 Lebih Singkat, Cepat dan Tepat Sasaran Operasi Zebra Semeru 2023 Resmi Digelar Mulai Hari Ini  Meriahnya Puncak Peringatan HUT ke 78 RI di Desa Tulung

Industri · 10 Feb 2019 00:32 WIB ·

Sentuh PDB 9,9 Persen Sektor UMKM Kehilangan Induk


 Sentuh PDB 9,9 Persen Sektor UMKM Kehilangan Induk Perbesar

NGAWI – Kontribusi sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap produk domestik bruto (PDB) semakin menggeliat dalam lima tahun terakhir. Terbukti kehadiran UMKM di Ngawi, Jawa Timur dari sisi PDB mampu menyentuh angka 9,9 persen alias mutlak.

Sayang, daya rangsang untuk memacu perekonomian sektor bawah yang dilakukan Dinas Koperasi dan PKM Ngawi masih berjalan ditempat. Bahkan terkesan lupa akan tupoksinya.

Yuwono Kartiko yang kerap disapa King anggota DPRD Ngawi dari PDIP menilai pihak birokrat harus semaksimal mungkin mengakusisi keberadaan UMKM. Selama ini untuk mengembangkan terutama usaha mikro masih terganjal legalitas juga modal usaha.

“Kalau kwalitas produk UMKM jangan ditanya lagi sekarang yang perlu dibenahi adalah sektor legalitas. Ditambah persoalan modal belum lagi persoalan market jangan sampai pemerintah daerah melalui dinasnya hanya jalan ditempat. Ayo berikan stimulan,” ungkap King, Sabtu, (09/02/2019).

Cetusnya, terkait dengan tugas dan fungsinya maka Dinkop dan PKM ini dapat memberikan informasi mengenai persuratan industri, koperasi, dan perdagangan seperti Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Izin Usaha, surat Ijin Usaha Perusahaan Perantara Perdagangan Properti (SIU-P4), hingga Surat Izin Usaha Jasa Survey.

Mengingat sektor UMKM juga telah membantu penyerapan tenaga kerja. Secara nasional dalam lima tahun terakhir serapan tenaga kerja dari sektor UMKM tembus 97,22 persen daripada sebelumnya 96,99 persen.

“Di Ngawi ini sektor UMKM nya luar biasa. Namun kurang tertata sudah kewajibanya kita melakukan pengawasan terus,” ucapnya.

Tambahnya, penataan usaha perekonomian harus mampu menyentuh pada subnya. Pada rujukan kali ini kata King sektor kuliner dan kerajinan yang menjadi sentra produksi sebagian masyarakat Ngawi belum tergarap secara maksimal.

Para Pedagang Kali Lima (PKL) masih diibaratkan anak ayam tanpa induk. Seharusnya dikelola melalui manajemen yang jelas. Belum lagi sentra produksi kerajinan harus kompetitif lagi menyiasati pasar. Pada kenyataanya semua program yang menyasar ke UMKM masih tumpang tindih. (pr)

Artikel ini telah dibaca 14 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Tas Anyaman Tali Jali Ponorogo Tembus Pasar Nasional

23 Desember 2022 - 18:59 WIB

Pemkab Pacitan Gandeng Alfamart Latih 50 Pelaku UMKM Ilmu Manajemen Ritel dan Kurasi Produk

16 Juli 2022 - 00:23 WIB

Forkopimda Jatim Dampingi Presiden RI Resmikan Pasar Besar Ngawi

18 Desember 2021 - 00:01 WIB

Babak Penentu, Persepon Ungguli Persekama 2-1

18 November 2021 - 15:39 WIB

Bupati Olah Sampah Tak Bisa Terurai Menjadi Briket

16 September 2021 - 17:40 WIB

Kades Bicara SDGs Minta Sebagai Leadership Pembangunan Nasional NGAWI. Desa merupakan

10 Mei 2021 - 13:42 WIB

Trending di Ngawi